Sumber: Instagram @liverpoolfc
SABANEWSINDO.com – Kekalahan Liverpool dari Manchester United di ajang FA Cup cukup membuat sang pelatih, Jurgen Klopp, cukup frustrasi. Ia bahkan sampai meninggalkan konferensi pers usai menerima pertanyaan dari awak media.
Seperti diketahui, Liverpool bertandang ke markas Manchester United untuk melakoni laga perempat final FA Cup hari Minggu (17/3/2024) kemarin. Mereka pulang dengan tangan kosong usai kalah dramatis 3-4.
Pertandingan kali ini menghadirkan banyak kejutan. Manchester United, yang tidak diunggulkan menang, justru berhasil unggul lebih dulu. Scott McTominay membuat pendukung The Reds jadi terhenyak lewat golnya pada menit ke-10.
Liverpool berhasil membalikkan kedudukan jelang berakhirnya babak pertama melalui Alexis Mac Allister dan Mohamed Salah. Keunggulan itu bertahan hingga jelang berakhirnya laga, tepat sebelum Antony mencetak gol penyama kedudukan.
Duel pun berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Aksi saling balas gol terjadi. Dimulai dari Harvey Elliott yang membuat The Reds kembali unggul, dan dibalas Marcus Rashford tak lama setelahnya.
Baca juga: Michael Edwards Kembali Ke Liverpool, Jurgen Klopp Tetap Hengkang
Pemenang sepertinya akan ditentukan lewat drama adu penalti. Namun babak pamungkas itu urung dilaksanakan karena pemain muda Manchester United, Amad Diallo, berhasil mencetak gol penentu kemenangan di masa injury time.
Seperti biasa, Klopp menghadiri konferensi pers usai laga. Namun kali ini dengan perasaan hati yang buruk. Pertanyaan terakhir dari jurnalis bernama Niels Christian Frederiksen membuat pria asal Jerman tersebut.
“Ayolah! Anda sudah jelas tidak dalam kondisi yang baik. Saya tidak punya keberanian untuk melakukan ini,” teriak Klopp saat ditanya soal performa tim di babak perpanjangan waktu, dan langsung meninggalkan ruang konferensi pers.
Rupanya kejadian berlanjut setelah kamera mati. Frederiksen membeberkan ceritanya kepada Tipsbladet. “Saya sangat terkejut, dan mereka yang berdiri di sekitar merasa takut. Mereka seperti terdorong ke dinding dan berkata dalam hati, ‘wow, apa yang terjadi?’.
“Dia terus berjalan ke lorong, di mana dia berteriak ke arah saya. Saya juga mengikuti dia karena berpikir ada sesuatu yang aneh. Saya sangat terkejut, sementara beberapa orang terlihat kaget dan bertanya: Apakah anda baik-baik saja?”
“Kami tidak memiliki hubungan yang buruk sama sekali. Saya tahu bahwa ketika anda salah satu pelatih terbaik dunia, dan sudah menjadi seperti itu selama bertahun-tahun, tidak akan bertari jika anda bukan pecundang terburuk di dunia.”
“Premis dari menjadi pelatih yang baik adalah anda tidak suka kalah dan merupakan seorang pemenang,” pungkasnya.
(Goal International)