SABANEWSINDO.com – Pedro Acosta tampil mengesankan di MotoGP Portugal. Melakukan start beberapa baris di belakang rider unggulan, pembalap KTM itu menyudahi balapan di posisi tiga.
Sumber: Instagram Pedro Acosta
Acosta, yang secara meyakinkan mengalahkan Brad Binder dan Jack Miller, sekali lagi menyalip Marc Marquez sebelum melakukan hal yang sama kepada juara dunia Francesco Bagnaia.
Membahas kemampuannya untuk menyalip pembalap lain, Acosta berkata: “Pada akhirnya, saya membawa kecepatan dan situasi ini cukup normal bagi saya. Tangki penuh dan banyak putaran; saat ini perlombaan sprint [lebih sulit].
“Saya tidak sepenuhnya nyaman dengan situasi ini karena Anda melihat orang-orang ini bersikap terbuka lebar sejak awal dan tidak peduli pada apa pun.
Baca juga: Dominan Di GP Portugal, Jorge Martin Terinspirasi Kemenangan Di Indonesia
“Tapi bagaimanapun juga, saya merasa sangat nyaman dengan motor di kedua balapan, juga di Qatar kala melakukan overtake.
“Perasaan ini sangat familiar di Moto2 dan Moto3. Saya tidak fokus hanya pada lima besar, saya hanya fokus memahami balapan dan bagaimana saya perlu menyelamatkan ban.
“Di Qatar kami melihat saya kesulitan di akhir balapan. Saya mencoba meniru pergerakan Pecco di atas motornya karena dia adalah salah satu yang terbaik dalam menghemat ban pada balapan hari Minggu. Untuk ini, saya senang karena saya bisa belajar banyak hal di belakangnya.”
Acosta terlibat persaingan awal dengan Binder dan Miller, namun setelah menyalip Binder, pembalap Spanyol itu langsung mengungguli pebalap KTM yang lebih berpengalaman.
Saat disinggung soal belajar dari kedua pebalap pabrikan tersebut, Acosta mengatakan itu bukanlah tujuannya hari ini.
“Yah, aku baru saja berpikir untuk melewatinya. Saya tidak punya cukup waktu untuk berpikir. Sejujurnya, saya belajar banyak dari Pecco tentang bagaimana dia menggerakkan tubuhnya dan bagaimana dia bermain dengan sudut kemiringan motornya,” terangnya.
“Mengenai KTM cukup rumit untuk memahami sesuatu di belakang mereka dalam balapan karena terkadang dengan adanya angin dan turbelensi, kepala Anda bergerak dan Anda tidak 100% fokus untuk melihat garis mereka dan bagaimana mereka bermain dengan motornya.
“Kemarin kami banyak kalah di tikungan empat dan lima, juga keluarnya tikungan lima dan enam. Tetapi hari ini, melihat bagaimana Pecco bermain dengan sepedanya dan dengan tubuhnya membantu saya memahami cara mengendarai sepeda.”