Sumber: Instagram @fcbarcelona
SABANEWSINDO.com – Melihat teknologi garis gawang absen dari pentas sebesar La Liga tentu merupakan hal aneh. Namun begitulah kenyataannya. Absennya teknologi garis gawang pun menciptakan kontroversi dalam laga besar yang digelar baru-baru ini.
Pada Senin (22/4/2024) dini hari tadi, La Liga menggelar laga pekan ke-32 yang mempertemukan dua klub raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona. Pertandingan yang berlangsung di Santiago Bernabeu itu terbilang cukup sengit.
Barcelona sempat unggul lebih dulu melalui gol yang dicetak Andreas Christensen pada menit ke-6. Kedudukan kembali berimbang setelah Vinicius Junior berhasil mengeksekusi kesempatan penalti pada menit ke-18.
Tidak lama setelah itu, kontroversi terjadi. Lamine Yamal berhasil menjangkau umpan dari Raphinha dan mampu mengarahkan bola ke gawang Real Madrid. Andriy Lunin selaku kiper Los Merengues dengan sigap melakukan halauan.
Dari rekaman ulang, terlihat kalau bola sudah melewati garis gawang sebelum dihalau oleh Lunin. Gol sudah hampir pasti akan disahkan jika La Liga menerapkan teknologi garis gawang. Namun kenyataannya tidak seperti demikian.
Baca juga: Xabi Alonso Ditakdirkan Melatih Real Madrid?
La Liga merupakan satu-satunya kompetisi dari lima liga besar Eropa yang tidak menggunakan teknologi garis gawang. Lalu, timbul pertanyaan soal mengapa liga teratas dalam kasta sepak bola Spanyol itu tidak menerapkannya?
El Larguero memaparkan jawabannya setelah pertandingan berakhir. Jadi, menjelang musim 2023/24, La Liga bersikukuh enggan menggunakan teknologi garis gawang lantaran sang presiden, Javier Tebas, enggan membayar.
Perlu diketahui bahwa biaya yang dibutuhkan untuk memakai teknologi garis gawang mencapai 2.6 juta pounds. Tebas pun diketahui enggan memakainya karena merasa teknologi garis gawang hanya akan menimbulkan kontroversi lain.
Hal itu tercermin dari unggahannya di media sosial Twitter (sekarang menjadi X) baru-baru ini. Ia cuma menambahkan caption ‘tidak ada komentar’ dan menyertakan sejumlah pemberitaan lama soal kesalahan teknologi garis gawang.
Teknologi garis gawang ini sendiri mulai hadir dalam dunia sepak bola pada tahun 2014. Kehadirannya terinspirasi insiden yang terjadi dalam Piala Dunia 2010 lalu, di mana tembakan Frank Lampard melewati garis gawang tapi tidak disahkan sebagai gol.
(El Larguero)