SABANEWSINDO.com – Jorge Martin menampilkan performa mengesankan dengan memimpin setiap lap di grand prix Portugal.
Sumber: Reuters/Rodrigo Antunes
Dengan Francesco Bagnaia terjatuh di tikungan lima setelah melakukan kontak dengan Marc Marquez, yang mengakibatkan dia gagal mencetak poin, dan Maverick Vinales serta Enea Bastianini gagal mengejarnya, Martin kini memimpin klasemen pembalap untuk ketiga kalinya dalam karirnya.
“Saya sangat bangga dengan pekerjaan yang kami lakukan sepanjang akhir pekan,” Martin memulai.
“Saya tahu bahwa dengan ban belakang medium saya akan merasa jauh lebih baik.
“Saya benar-benar berkomitmen untuk memimpin balapan dan saya tahu hari ini adalah kuncinya untuk menjadi yang terdepan. Memimpin di lap pertama menjadi kunci kemenangan.
“Saya mampu sedikit mengatur ban belakang di beberapa lap pertama dan jaraknya kecil.
“Kemudian, begitu saya mulai menekan, saya melihat jaraknya selalu sama. Namun saya tahu bahwa saya mempunyai margin untuk perlahan-lahan memperbesar kesenjangan tersebut.
Baca juga: Tampil Dominan, Jorge Martin Jadi Yang Tercepat Di MotoGP Portugal
Jorge Martin juga mengaku terinspirasi oleh kesuksesan di sirkuit Internasional Mandalika tahun lalu kala mengejar kemenangan ini.
“Pada posisi ketujuh persepuluh saya sedikit lebih santai dan saya tahu bahwa ini adalah jarak yang bagus hingga akhir,” ujarnya.
“Saya tahu, seperti di Indonesia, memenangi lomba dengan selisih tujuh persepuluh atau tiga detik itu sama saja, jadi tujuh persepuluh saja sudah cukup.”
Saat ditanya soal insiden antar sesama pebalap Ducati, Martin mengaku mempunyai pemikiran berbeda di kepalanya, yang terakhir melibatkan kemenangan dengan segala cara untuk meraih poin dalam perburuan gelar juara.
“Soal kejadian itu saya melihatnya di layar dan saat itu saya berpikir ‘oke, Jorge kamu harus finis 100%’,” tambah Martin.
“Saya cukup lambat pada beberapa tikungan, tapi kemudian saya berkata pada diri sendiri bahwa saya perlu menang.
“Tidak masalah apakah saya finis atau tidak, saya hanya harus menang. Sudut itu agak rumit. Itu hanya balapan.”
Setelah sempat menemui kendala obrolan saat pramusim dan di Qatar, Martin mengaku kurang merasakan hal tersebut sepanjang akhir pekan ini. Sebaliknya, saat melakukan sprint, dia lebih merasakan adanya masalah.
“Kami perlu memahami alasannya, tetapi kami lebih menderita saat kami menekan di awal dibandingkan saat kami bisa mulus di lap pertama. Hari ini di lap pertama saya cukup mulus dan kami cepat. Saya sangat santai. Ketika saya mulai mendorong, saya berpikir bahwa getaran akan datang,” ungkap Jorge Martin.
“Tetapi kami harus memeriksanya untuk hari Sabtu karena sprint sekarang menjadi titik lemah kami. Kami harus fokus pada hal itu dan mencoba memperbaikinya.”