Sumber: Reuters/Max Rossi
SABANEWSID.com – Valentino Rossi mengaku tidak sabar menantikan pertarungan Francesco Bagnaia dan Jorge Martin untuk memperebutkan gelar MotoGP hari ini.
Bagnaia saat ini memiliki keunggulan 14 poin atas Jorge Martin menjelang MotoGP Valencia hari Minggu.
“Empat belas poin adalah keunggulan penting dalam sebuah balapan. Tetapi ini juga balapan terakhir dan situasinya baka sulit. [Pecco] harus siap,” analisa Rossi.
“Saya tentu saja lebih suka mendapat keuntungan 14 poin daripada kerugian. Harus dikatakan bahwa Pecco akan start di posisi kedua, dia bisa start dengan baik, berharap dia membuat pilihan ban yang tepat.”
Tahun lalu Bagnaia menjadi lulusan Akademi VR46 pertama yang meraih gelar juara MotoGP. Mengenai Bagnaia di musim ini, Rossi memiliki pendapat tersendiri.
“Bagi saya, dia tampak lebih tenang dibandingkan tahun lalu, karena dia sudah mengalami semua ini dan pengalaman selalu membantu. [Jumat] malam kami berbicara dan [Sabtu] dia memberikan semua yang dia miliki dan apa yang kami pikirkan. [Sabtu malam] akan lebih sulit tetapi itu juga tidak mudah bagi Martin.”
Mengenai sprint race, di mana Jorge Martin menang dan Bagnaia hanya bisa finis di posisi lima terbaik, Rossi memiliki sejumlah pendapat.
“Kami juga bertanya pada diri sendiri mengapa Bagnaia tidak meniru ban Martin. Jika pilihan bannya benar, maka persaingan itu akan terjadi pada mereka berdua, begitu pula jika itu salah. Tapi Pecco merasa nyaman dengan medium di pagi hari, Bezzecchi dan Marini juga memulai dengan medium, sepertinya kedua ban itu mirip dari datanya. Dan dalam balapan, soft-nyalah yang membuat perbedaan.”
“Martin memainkan segalanya, dia siap melakukan apa pun untuk memenangkan Kejuaraan Dunia. Tapi Bagnaia [pada hari Sabtu] sempurna sejak lap pertama, dia membalikkan segalanya dan ada juga impian untuk menutupnya dalam sprint, tapi tidak berjalan seperti itu.”
“Jelas terlihat bahwa Jorge Martin adalah salah satu pembalap terkuat di MotoGP. Ada keraguan mengenai fisiknya, dia mengalami cedera parah, tetapi sejak Pecco jatuh di Barcelona, Martin mulai tampil prima.
“Dia mengerti bahwa ini bisa menjadi kesempatannya. “Tertinggal 66 poin dan Kejuaraan Dunia hampir usai, tapi dari sana Martin berkata ‘inilah kesempatannya, saya akan mencobanya’.”